Hai semuanya! Jangan lupa untuk berhenti ke blog bahasa inggrisku juga ya di https://annliterature.blogspot.com/ disana terdapat beberapa poem (puisi) yang mungkin bisa jadi sumber dan referensi untuk kalian. Tapi jangan lupa tulis sumbernya juga yaaaa :D :D
Naskah Cerita Segalanya
Senin, 09 Desember 2019
Minggu, 26 Agustus 2018
Naskah Drama "Hantu Naik Daun"
"Hantu Naik Daun "
Judul : Hantu Naik Daun
Tema : Dua Dunia
Alur : Maju
Latar :
- Tempat = Pemakaman
- Waktu = Malam hari
Genre : Komedi
Pemain :
·
Sebagai Mumun ( Pocong A )
·
Sebagai Maman ( Pocong B )
·
Sebagai Genderuwo
·
Sebagai Pembawa acara ( Heri
panci )
·
Sebagai Kuntilanak
·
Sebagai Peserta (Tarmo)
·
Sebagai Ki Soleh pete
Hantu Naik Daun
Pada malam jumat kliwon , di area pemakaman Kramat. Suasana yang
biasanya amat tenang di pemakaman tersebut seketika berubah menjadi ramai. Para
penghuni pemakaman pun terusik akan adanya beberapa manusia yang datang ke
pemakamannya
Mumun : “ Aduh, berisik banget,
sih ? Siapa sih yang mengganggu ketenangan disini. “
Maman : “ Iya nih. Aku jadi gak
tenang. Gimana kalau kita lihat keluar saja ? “
Mumun : “ Iya ayo sambil
cari angin “
( Akhirnya kedua hantu penghuni makam kramat itu memutuskan untuk
keluar dari tempat peristirahatannya ).
Dengan diiringi suara-suara seram
Maman : “ Mun, mereka lagi ngapain
sih ?
Mumun : “ Emangnya kamu gak tau
ya mereka itu kru TV.Ya tentu saja mau syuting film.“
Maman : “ Syuting film kok disini.
Emangnya gak ada tempat yang lebih bagus daripada rumah kita?”
Mumun : “ Iya. manusia ini
memang aneh, bukannya cari tempat yang bagus buat syuting film. Eh! malah ganggu
kita,“
Maman : “ Mun , katanya mereka mau
syuting film. Mana aktris dan aktornya ?”
Mumun : “ Eh iya ya , aku juga
penasaran. Kok gak ada ya?. “
Maman : “ Wah kesempatan nih, kayak
nya belum ada aktor nya , siapa tau aku bisa jadi artisnya Itukan cita – citaku
sejak dulu. “
Mumun : “ Huss ngaco kamu, mana
mau mereka ngajak kamu main film, Kamu Jalan aja susah ( sambal lihat kaki
nya)
( Tiba – tiba dari arah belakang muncul seorang hantu cantik yang
mengejutkan mereka berdua )
Kuntilanak : “ Hayooo……. kalian lagi
ngapain ?”
Mumun : ( melihat kepada Kunti
dengan rasa jengkel ) Hey..! kamu penghuni baru disini ya ?”
Kuntilanak : “ Aku ini datang dari tempat
nan jauh disana. Bisa dibilang hantu bule ,
Maman : “ Sama aja jeleknya kayak
kita “
Kuntilanak : “ Eh eh paling gak aku Lebih keren dari
kamu. Hah, tapi aku gak peduli tuh karena syutingnya udah mau mulai. Siapa tahu
aku bisa ikut jadi pemainnya. “
Mumun : “ Emangnya mereka bisa
ngelihat kamu apa ?”
Kuntilanak : “ Emangnya kamu gak
tahu mereka mau syuting apa ?”
Mumun : ( Marah karena di cuek in )
Mumun : “ Kita mana tahu acara TV, kita kan gak punya
TV.”
Kuntilanak : “ Kasihan deh lo, makanya yang gaul dong.
Kalau bukan dari TV setidaknya kalian tau dari gossip yang beredar saat
ini.”
Mumun : “ Gosip apa sih ?”
Kuntilanak : “ Zaman sekarang ini manusia sukannya
berinteraksi dengan makhluk ghaib dari pada sama bangsa mereka sendiri
Maman : “ Mungkin kita lebih menarik”
Mumun : “ Mungkin kita mau di jadiin artis” (
Dengan nada bersemangat)
Maman & Kuntilanak : (Melihat
ke Mumun dengan serius)
Mumun : ada apa ?
Maman : Yaaa mungkin benar perkataan mu !! ( ikut
bersemangat )
Maman : “ Manusia ini kok aneh, sih.
Kita aja pengin jadi manusia dan menikmati kesenangan dunia, Eh malah mereka
mau tau tentang dunia kita.”
( Tepat jam 11.00 malam acara Jejak Kurang Normal dimulai )
Heri Panci : “ Selamat malam,
pemirsa. Kita bertemu lagi dalam acara “Jejak Kurang Normal” bersama saya Heri
Panci Pada episode kali ini kami telah mendapatkan tempat yang
dianggap paling kramat ditempat ini yaitu kompleks kuburan kramat . Yang di
kabarkan sering terlihat sesosok genderuwo di area pemakaman ini .
Baiklah pemirsa sebelum acara uji nyali kita mulai, kami sudah memiliki
peserta uji nyali yang berani kita tinggal sendirian ditempat ini selama 2
jam.”
(Heri Panci mulai mempersilahkan peserta masuk).
Heri Panci : “ Ya, mas. Silahkan.”(
Peserta tadi naik ke panggung ).
“ Selamat malam, mas.”
Tarmo : “ Selamat malam, mas.”
Heri
Panci : “ Siapa nama
anda ?”
Tarmo : “ Namanya saya Tarmo ibni ki mia.
Tapi biasanya saya dipanggil Tarmokimia ,
“ Panggil
tarmo aja mas
Heri Panci : “ Anda berasal dari mana Mas ?”
Tarmo : “ Saya berasal dari klaten, Mas.”
Heri
Panci : “ Apa alasan
anda mengikuti acara ini ?”
Tarmo : “ Saya ingin mencari pacar dari alam
ghaib, Mas. Siapa tau saya bisa kawin. Nanti Mas saya undang.”
Heri Panci : “ Hebat sekali anda .(
sambil terkagum ) Baik Mas Tarmo, sebelum acara uji nyali kita mulai, mari kita
tanyakan terlebih dahulu keadaan disini kepada ahlinya. Selamat malam Ki !”
Ki Soleh pete : “ Selamat malam, Mas.”
Heri Panci : “ Menurut Ki Soleh pete, bagaimana
keadaan disekitar makam kramat ini ?”
Ki Soleh
pete : “ Kalau
dilihat dan diperhatikan sepertinya tempat ini bersih, terawat, dan katanya sih
pengunjungnya banyak. Tetapi, sayang Mas tempatnya jauh dan sulit dijangkau.
Kaki saya sampai lecet nih, sedikit.”
Heri Panci : “ Maaf, Ki. Maksud saya bukan itu. Maksud
saya bagaimana keadaan disini bila dilihat dari mata batin Ki Soleh pete.”
Ki Soleh pete : “ Oh
itu, ngomong dong dari tadi. Jadi saya gak usah banyak ngomong. Baiklah, kalau
dilihat dan dirasakan dari mata batin saya sepertinya tempat ini banyak sekali
hantunya. Sepertinya hantunya menyebar dimana – mana. tetapi Mas, pusat
kekuatan mistis terbesar terdapat dikuburan ini. Tempat ini juga merupakan
tempat yang strategis untuk para hantu cangkruk bersama.”
Tarmo : “ Lho Ki, hantu bisa
cangkru’an juga ya ?”
Ki Soleh
pete : “ Oh jangan
salah Mas. Sebenarnya paling suka cangkru’an itu adalah hantu karena mereka
tidak punya kerjaan lain selain cangkru’an. Bisa mirip tante – tante genit gitu
lho.”
Heri Panci : “ Ah Ki bisa aja. Baik
Mas Tarmo, bagaimana apakah anda sudah siap ?”
Tarmo : “ Saya sudah siap dari
tadi Mas.”
Heri Panci : “ Baik Mas Tarmo. Kami
akan meninggalkan anda disini selama 2 jam, jika anda berhasil anda akan
mendapatkan hadiah dari kami. Tetapi jika anda menyerah, maka anda cukup bisa
melambaikan tangan kepada kami, maka kru kami akan segera membantu anda.
( Kemudian Ki Soleh pete dan Heri panci meninggalkan
Tarmo di kompleks kuburan kramat itu sendirian, namun dari semak-semak tempat
persembunyian ketiga hantu mulai berbincang-bincang lagi ).
Kuntilanak : “ Tuh kan, kalian
denger sendiri. Kalau cowok ganteng itu mau mencari pacar dari golongan kita.”
Maman : “ Tapi itu khan menyalahi
aturan, kita khan sudah diberi batasan untuk tidak saling menganggu. Apalagi
manusia itu sudah mengganggu kita yang sudah tenang disini.”
Mumun : Inget pasal 7 (
Dilarang menjalin kasih dengan bangsa lain) Hukuman 5 tahun gentayangan
Kuntilanak : “ Ah, aku gak peduli
yang penting aku dapat pacar dari bangsa manusia yang cuakep dan suedep.”
Mumun : “ Ya, sudah kalau
diomongin gak mau. Kamu rasakan sendiri akibatnya nanti. Ayo, man kita pergi.”
Kuntilanak : “ Pergi aja sana.”
( Hantu cantik
ini kemudian mendekati Tarmo dan mengejutkannya ).
Kuntilanak : “ Mas……. mas cakep.”
Tarmo : ( menoleh dan terkejut ) “ Ya ampun,
cantik sekali ! Siapa namanya kamu ?”
Kuntilanak : ( tersipu malu ) “ Nama saya Kunti Mas.
Kalau Mas namanya siapa ?”
Tarmo : “ Nama saya Tarmo ibnu ki mia. Tapi,
biasanya saya dipanggil Tarmo saja.”
Kuntilanak : “ Nama Mas bagus deh, sebagus orangnya.”
Tarmo : “ Nama kamu juga cantik sama seperti
orangnya.”
( Kedua
makhluk yang berbeda alam tersebut langsung akrab dan langsung asyik
berbincang-bincang. Namun, tiba-tiba terdengar suara tawa yang mengerikan yang
dinarengi dengan kumpulan asap yang mengepul yang berasal dari kuburan kramat).
Diiringi suara-suara seram
Genderuwo : “ Ha…ha…ha….ha…. Hey,
kalian apa yang kalian lakukan disini, Kunti kau sengaja membuat aku marah ya
?”
Kuntilanak : ( terkejut ) “ A…a….aku
Cuma………..”
Genderuwo : “ Dasar perempuan gatel, ayo
ikut.” ( menarik tangan Kunti )
Tarmo : “ E…e…e Sembarangan
sampeyan. Ini pacar saya jangan dibawa sembarangan dong.”
Genderuwo : “ Bocah semprul kamu.
Dia ini istriku yang ke-16 mana mungkin dia bisa jadi pacarmu. Ayo ikut Kunti
!” ( menarik tangan Kunti).
Tarmo : “ E…e…e…. jangan sembarangan dong, Mas.
Tanya dulu sama dia, dia pilih saya atau kamu.”
Genderuwo : “ Dia istriku jelas pilih aku. Ayo Kunti
!” (menarik Kunti).
Kuntilanak : “ Aku gak mau, aku mau ikut Mas Tarmo.” (
Berlari kearah belakang Tarmo )
Genderuwo : “ Kunti, kamu melawan aku ?”
Kuntilanak : “ Aku gak akan berani
ngelawan kamu, Mas. Tapi aku bosan jadi istrimu kau selalu meninggalkan aku
sendirian,
Genderuwo : “ Hantu edan kamu Kunti
! Baiklah aku tidak akan tinggal diam akan kubunuh manusia ini.” ( Bersiap
menyerang Tarmo).
Tarmo : ( terjatuh menahan sakit ) “.agh .. !!!.”
Kuntilanak : Mas .. mas .. .. agh …!! (
Kuntilanak tertarik oleh kekuatan yang dasyat)
(Genderuwo mulai merasuki tubuh tarmo , tarmo pun mulai kehilangan
control akan dirinya sendiri dan akhirnya …).
Tarmo : ( Mulai bertingkah laku aneh)
Heri Panci : “Sepertinya peserta kita
mengalam kerasukan”
Ki Soleh pete : “cepat kita segera
kesana”
Heri Panci :
"Assalamu'alaikum..?"
Tarmo: "Hemmm..."
Heri Panci :
"Assalamu'alaikum..?"
Tarmo: "Siapa kamu? Apa kalian
orang Islam, kok mengucapkan salam?"
Heri Panci : "Ya, saya orang
islam." Apakah anda juga islam?
Tarmo : “Yahh!! ,, Saya islam ,
KTP!!! Hemm !!”
Heri Panci : “Sepertinya Jin yang merasuki
tubuh Mas tarmo sangat susah untuk di ajak komunikasi dengan kami , “
Mungkin pak kyai bisa bantu saya ?”
Ki Soleh pete : “Yah , Akan ku atasi ini”
“ Apakah anda penunngu makam kramat ini?
Tarmo : “Hemm” !! ( Sambil bertinkah
aneh, dan menyeruduk Ki Soleh pete )
Ki Soleh pete : “(Dengan marah) , Nih makan (
Sambil memberikan snack ) Lo resek kalau lagi laper ?!”
Tarmo : “ Hemm !!!!!!! ( semakin menggila
)
Heri Panci : “Sepertinya mustahil Ki
untuk di ajak berinteraksi , Mungkin bisa di gambarkan ki wujud sosok yang
berada dalam tubuh mas tarmo”
Ki Soleh pete : “Baiklah akan saya coba
dulu” ( Ki Soleh pete mecoba menggambar sosok mahluk dalam tubuh mas tarmo)
(Setelah selesai menggambar sosok mahluk dalam tubuh mas tarmo)
Ki Soleh pete : “Inilah gambaran sosok
yang berada dalam tubuh mas tarno”
Heri Panci : “Astaghfirullah aladzim
!!!! Mengerikan sekali wujud dari sosok ini Ki”
(Mahluk dalam tubuh Mas Tarmo semakin memberontak , kemudian
menyerang Ki Soleh pete)
Ki Soleh pete : Astaghfirullah
aladzim !!!!..,, Agh ..!! ( Mulai bertingkah aneh)
Heri Panci : Apa yang terjadi Ki !! ( dengan
nada kawatir) ..
(Ki Soleh pete
tidak menjawab dan semakin tidak terkendali)
(Akhirnya pembawa acara memilih untuk menutup acara malam hari ini
, karena Sudah sangat menghawatir kan )
Heri Panci : Maaf pemirsa rupanya kali ini
kita mengalami Hal-hal yang sangat tidak kami duga, sehingga penelusuran pada
malam hari ini terpaksa kami hentikan.( dengan nada ketakutan ). Temani
hari-harimu dengan keberanian, hiasi hatimu dengan keimanan, dan dekatkan
hatimu dengan ketaqwaan. Saya Heri Panci cukup
sekian acara kami pada hari ini, sampai bertemu lagi di episode selanjutnya di
acara Jejak Kurang Normal !!
Sabtu, 25 April 2015
Naskah Drama Keong Mas
1.
Raden
Inu Kertapati :
2.
Dewi
Candra Kirana :
3.
Dewi
Galuh Ajeng :
4.
Raja :
5.
Penyihir :
6.
Nenek
Tua :
7.
Kakek
Tua :
8.
Narator :
KEONG
MAS
Dahulu
Kala, Di istana Kerajaan Daha Hiduplah seorang raja bersama kedua putrinya. Suatu hari, Raja memanggil kedua putrinya,
karena mereka akan kedatangan tamu dari Kerajaan Karuhipan yang bernama Raden
Inu Kertapati.
Raja :
“Putri-Putriku Kemarilah!” (Memanggil kedua putrinya)
Galuh :
(Berjalan menghampiri sang ayah) “Ada apa,ayahanda?”
Kirana :
(Berjalan dibelakang Galuh Ajeng) “Apakah ayahanda memanggilku juga?”
Raja :
“Iya Putriku, Ada pemberitahuan yang sangat penting.. Besok Raden Inu Kertapati
dari Kerajaan Kahuripan akan datang Lusa..”
Kirana : “Lalu,
apa Hubungannya dengan kami Ayahanda?”
Raja : “Ayah sudah
membuat perjanjian dengan Ayah dari Raden Inu Kertapati, bahwa Ayah akan
menikahkan salah satu putri Ayah dengan Raden Inu.”Galuh : ( Berbinar senang) “Siapa diantara kami yang akan dinikahkan dengan Raden Inu, ayah?”
Raja : “Kami telah memutuskan bahwa Candra Kirana yang akan menikahkan Raden Inu Kertapati.. dan keputusan ini tidak bisa diganggu gugat!”
Galuh :
(Menundukkan kepala) “Maaf ayahanda, Galuh ingin pergi kebelakang.. Permisi..
(Berjalan pergi sambil menundukkan kepala)
Kirana :
(Melihat kepergian Galuh, Kemudian melihat sang Raja) “Terima Kasih,Ayahanda..
Kirana senang sekali..
Raja :
“Sama-sama anakku.. mari kita persiapkan segala sesuatunya..” (Sambil mengelus
kepala Kirana)
Sementara dewi galuh,
merasa iri dengan kirana yang bernasib baik dan mujur akan menikah dengn inu
kertapati, niat jahat untuk mencelakai kirana pun terbesit di pikirannya. Ia
pun mendatangi sebuah gubuk milik penyihir.
Galuh :
“Permisi, Apa ada orang didalam?” (melihat sekeliling)
Penyihir :
“Apa yang anda butuhkan Gadis manis?” (berjalan menggunakan tongkat)
Galuh : “Aku membutuhkan bantuanmu! Tolong bantu aku!”
Penyihir : “Kamu ingin aku melakukan apa?”
Galuh : “Aku ingin kamu menyihir Candra Kirana menjadi Sesuatu yang menjijikkan! Yang jelas aku ingin Kirana menderita!”
Penyihir : “Baiklah, aku akan menyihir Candra Kirana sehingga dia tidak dapat bertunangan dan menikah dengan Raden Inu!”
Galuh : (Tersenyum senang) “Terimakasih atas bantuanmu, senang bekerja sama dengan penyihir sepertimu! Ini uang sebagai imbalannya.” (Memberi amplop berisi uang)
Penyihir : (Menerima uang
itu) “Sekarang aku akan mempersiapkan kutukan untuknya…”Galuh : “Aku membutuhkan bantuanmu! Tolong bantu aku!”
Penyihir : “Kamu ingin aku melakukan apa?”
Galuh : “Aku ingin kamu menyihir Candra Kirana menjadi Sesuatu yang menjijikkan! Yang jelas aku ingin Kirana menderita!”
Penyihir : “Baiklah, aku akan menyihir Candra Kirana sehingga dia tidak dapat bertunangan dan menikah dengan Raden Inu!”
Galuh : (Tersenyum senang) “Terimakasih atas bantuanmu, senang bekerja sama dengan penyihir sepertimu! Ini uang sebagai imbalannya.” (Memberi amplop berisi uang)
Galuh : “Kutunggu kabar darimu, penyihir!!” ( meninggalkan gubuk penyihir dan kembali ke Istana)
Keesokan Harinya, Candra Kirana pergi ke pasar membeli keperluan untuk menyambut kedatangan Raden Inu Kertapati besok. Sepulang dari pasar Kirana melewati sebuah sungai. Di sungai tersebut kirana dihadang oleh seorang perempuan tua yang buruk rupa. Perempuan tua itu adalah nenek sihir yang diperintah oleh Galuh untuk menyihir Kirana.
Penyihir : “Hwahahahaha!! Candra Kirana! Apa kabarmu, Hah? Kelihatannya kamu sangat senang hari ini? Hwahahaha…”
Kirana : (terkejut) “ Siapa kamu?”
Penyihir : “Diam! Aku ke sini untuk menyihirmu menjadi keong!!
Kirana : “Kenapa kamu ingin menyihirku? Apa salahku?”
Penyihir : “Saudaramu yang menyuruhku untuk menyihirmu.”
Kirana : “Galuh? Tidak mungkin, kau pasti berbohong !”
Penyihir : “Sudah ! jangan banyak omong ! terima saja nasibmu! hahahaha.” (mengucapkan mantra untuk menyihir Kirana menjadi Keong)
Kirana : “Tidak!” ( Berubah jadi keong emas)
Penyihir : “Hwahahaha!!!! Kamu hanya akan menjadi manusia pada waktu siang hari, tapi bila menjelang malam, kamu akan kembali menjadi keong!! Kutukan ini akan berakhir bila kamu bertemu dengan Raden Inu!! Hwahahaha!” (Membuang Keong Mas Ke sungai)
Candra Kirana telah dikutuk menjadi keong emas dan dibuang ke sungai hingga terdampar di Desa Dadapan. Suatu hari seorang nenek sedang mencari ikan dengan jala, dan keong emas terangkut dalam jalanya tersebut. Keong Emas itu lalu dibawanya pulang dan ditaruh di tempayan.
Nenek : “Oh, keong yang sangat cantik!! Aku akan membawanya pulang!”
Setibanya dipondok, nenek itu meletakkan keong itu di tempat yang aman. Lalu dia beristirahat sejenak di kursi.
Nenek : “Sampai jam segini aku belum juga mendapatkan ikan. Aku harus mencari ikan lagi, kalau tidak mendapat ikan, aku mau makan apa?” ( Pergi keluar untuk mencari ikan)
Nenek itu kembali mencari ikan di sungai. Kemudian, Kirana kembali ke wujud manusianya.
Kirana : “ Loh, kenapa aku bisa di sini? Oh iya, tadi ‘kan ada seorang nenek yang membawaku. Kasihan sekali nenek itu, untuk makan saja dia harus mencari ikan terlebih dahulu. Aku akan membuatkan makanan untuknya.”
Hingga menjelang malam nenek itu tidak mendapat ikan seekorpun. Kemudian Nenek tersebut memutuskan untuk pulang saja, sesampainya di rumah ia sangat kaget, karena di meja sudah tersedia masakan yang sangat enak-enak. Si nenek bertanya-tanya pada dirinya sendiri, siapa yang mengirim masakan ini.Begitu pula hari-hari berikutnya si nenek menjalani kejadian serupa, keesokan paginya nenek ingin mengintip apa yang terjadi pada saat dia pergi mencari ikan. Nenek itu lalu berpura-pura pergi ke sungai untuk mencari ikan seperti biasanya, lalu pergi ke belakang rumah untuk mengintipnya. Setelah beberapa saat, si nenek sangat terkejut. Karena keong emas yang ada ditempayan berubah wujud menjadi gadis cantik. Gadis tersebut lalu memasak dan menyiapkan masakan tersebut di meja. Karena merasa penasaran, lalu nenek tersebut memberanikan diri untuk menegur putri nan cantik itu.
Nenek : “Siapakah kamu ini putri cantik, dan dari mana asalmu?”
Kirana : ( Menoleh kaget) ” Aku….aku…aku Candra Kirana. Aku adalah putri kerajaan Daha yang disihir menjadi keong emas oleh nenek sihir utusan saudaraku karena merasa iri kepadaku”
Nenek : ( Merasa iba) “ kasihan sekali dirimu, Nak…Nenek tidak tahu saudara macam apa saudaramu itu, hingga tega ingin mengutukmu! Tapi namanya manusia kalau sudah cemburu,…apapun dia lakukan! Ya, sudah…sementara kamu boleh tinggal di sini, Nak…”
Kirana : “ Terimakasih, Nek…”
Sementara itu pangeran Inu Kertapati tak mau diam saja ketika tahu candra kirana menghilang. Iapun mencarinya dengan cara menyamar menjadi rakyat biasa. Nenek sihirpun akhirnya tahu dan mengubah dirinya menjadi gagak untuk mencelakakan Raden Inu Kertapati. Raden Inu Kertapati Kaget sekali melihat burung gagak yang bisa berbicara dan mengetahui tujuannya. Ia menganggap burung gagak itu sakti dan menurutinya padahal raden Inu diberikan arah yang salah.
Raden Inu : (Terkejut) “siapa kau ?”
Burung Gagak : “ Tenang anak muda, aku akan menunjukkan arah ke Desa Dadapan, di sana kamu akan bertemu dengan Candra Kirana.”
Raden Inu : “ Darimana kau tahu tujuan perjalananku? Siapa kau sebenarnya?”
Burung Gagak : “ Kau tidak perlu tahu siapa aku, ikuti saja petunjuk yang kuberikan.”
Raden Inu : “ Baiklah, terima kasih atas pertolonganmu.”
Setelah berjalan cukup jauh mengikuti petunjuk arah dari burung gagak, Raden Inu tidak juga menemukan Desa Dadapan. Diperjalanan Raden Inu bertemu dengan seorang kakek yang sedang kelaparan, diberinya kakek itu makan. Ternyata kakek itu adalah orang sakti yang baik Ia menolong Raden Inu dari burung gagak itu.
Kakek : “Tolonglah nak, sudah beberapa hari kakek tidak makan.”
Raden Inu : “Oh, ini kek, ada sedikit makanan.” (memberi sepotong roti)
Kakek : “Terima kasih anak muda. Janganlah kau mengikuti petunjuk yang diberikan burung gagak tadi, dia sebenarnya adalah jelmaan nenek sihir, dia memberikan arah yang salah padamu.”
Raden Inu : “Lalu apa yang harus kulakukan kek?”
Kakek : “Berjalanlah mengikuti aliran sungai ini, di ujung sana kamu akan menemukan Desa Dadapan.”
Raden Inu : “Terima kasih kek, saya akan melanjutkan perjalanan ini.”
Kakek : “Berhati-hatilah dalam perjalananmu,anak muda.”
Raden Inu : “Baiklah kek.”
Setelah berjalan berhari-hari sampailah Raden Inu di desa Dadapan Ia menghampiri sebuah gubuk yang dilihatnya untuk meminta seteguk air karena perbekalannya sudah habis. Di gubuk itu ia sangat terkejut, karena dia bertemu dengan Candra Kirana. Akhirnya sihir dari nenek sihir pun hilang karena perjumpaan itu.
Raden Inu : “Ah,…di sana ada pondok! Mungkin aku bisa numpang istirahat di sana untuk sementara waktu dan setidaknya aku mendapat seteguk air. Aku merasa lelah sekali setelah berjalan sejauh ini.”( Menghampiri pondok itu) “ Permisi!!…”
Kirana : “Iya, sebentar…” ( membuka pintu)
Raden Inu : (Terkejut) “ Bukankah kamu….Candra Kirana?”
Kirana : “Raden Inu? Kenapa bisa ada di sini?”
Raden Inu : “Ceritanya panjang, sudah berhari-hari aku mencarimu. Sekarang ayo kita pulang, ayahmu sudah menunggumu.”
Kirana : “Terimakasih banyak, karena kamu sudah menyelamatkanku.”
Dari dalam rumah terdengar suara nenek memanggil Kirana.
Nenek : “Siapa, Kirana?”(Berjalan mendekati Kirana)
Kirana : “Oh, Nenek…kenalkan ini adalah Raden Inu yang Kirana ceritakan waktu itu. Dia menjemput Kirana untuk pulang. Tapi, Kirana tidak tega meninggalkan Nenek sendirian.”
Nenek : “Tidak apa-apa, Kirana. Pulanglah, pasti kamu merindukan keluargamu.”
Raden Inu : “Begini saja, Nenek ikut kami ke Istana dan hidup bersama kami.”
Akhirnya Raden Inu memboyong Candra Kirana beserta nenek yang baik hati tersebut ke istana, dan Candra Kirana menceritakan perbuatan Dewi Galuh pada Sang Raja. Raja minta maaf kepada Candra Kirana dan sebaliknya. Dewi Galuh lalu mendapat hukuman yang setimpal. Karena Dewi Galuh merasa takut, maka dia melarikan diri ke hutan. Pernikahan Candra kirana dan Raden Inu Kertapati pun berlangsung, dan pesta tersebut sangat meriah. Akhirnya mereka hidup bahagia.
Langganan:
Postingan (Atom)